Nenek dan Si Hitam
(Kanha – Jataka, 29)
Suatu ketika di sebuah desa.
Hiduplah seorang nenek.
Nenek memiliki seekor kerbau.
Nenek mengurus kerbau itu seperti mengurus anaknya.
Nenek Memberinya makanan dan tempat tinggal.
Nenek sangat sayang kerbau itu.
Kerbau itu dijuluki “Si Hitam”.
Si Hitam menjadi kerbau yang jinak dan lembut.
Anak-anak suka bermain dengannya.
Tiba-tiba Si Hitam berpikir untuk membalas budi Nenek.
Ia berusaha mencari pekerjaan.
Suatu hari seorang pedagang datang ke desa.
Pedagang datang dengan banyak gerobak.
Pedagang itu kesulitan menyeberangi sungai.
Pedagang itu berusaha mencari bantuan.
Pedagang meminta bantuan kepada Si Hitam.
Pedagang berjanji memberikan imbalan.
Imbalan berupa 1.000 keping emas.
Si Hitam membantu menarik gerobak pedagang.
Si Hitam berhasil menarik gerobak menyeberangi sungai.
Namun, pedagang ingin mengelabui Si Hitam.
Pedagang berniat memberikan 500 keping emas saja.
Si Hitam mengetahui niat pedagang mengelabuinya.
Si Hitam berpura-pura marah.
Si Hitam mendekati pedagang dan mengangkat kakinya.
Pedagang akhirnya sadar akan kesalahannya.
Pedagang menambahkan 500 keping lagi kepada Si Hitam.
Pulanglah Si Hitam dengan kantong bayarannya.
Kemudian, ia memberikan uang itu kepada Nenek.
Nenek bertanya kepada Si Hitam.
Dari mana kau mendapatkan uang itu?
Si Hitam menceritakan kepada Nenek hal yang sesungguhnya.
Nenek berkata kepada Si Hitam bahwa ia sangat bahagia.
Kemudian, Nenek memandikan Si Hitam.
Nenek memberikan perawatan
untuk memulihkan kesehatan Si Hitam.
Nenek dan Si Hitam saling menyayangi.
Apakah cerita di atas pernah terjadi kepada kita?
Setiap makhluk memiliki rasa kasih sayang.
Ayo, kita pahami semua itu.
Sekarang kita tahu bahwa kita harus memiliki kasih sayang.
Kita juga memberikan cinta kasih kepada semua makhluk hidup.
Sumber: Buku SD Kelas II
Supriyadi dan Dinata, P .2014. Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti.
Cetakan Ke-1. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
0 komentar:
Post a Comment